PURWOKERTO – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), mendeklarasikan anti bully. Hal itu dilakukan sebagai upaya melawan tindak kekerasan sejak usia dini di kalangan generasi muda, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa di Tanah Air.
Ketua Bidang Riset Pengembangan dan Keilmuan Tati Sundari mengatakan, maraknya kasus bullying khususnya di kalangan pelajar yang baru-baru ini terjadi, membuat masyarakat merasa resah dan prihatin dengan keadaan.
Menurutnya, bullying yang terjadi bisa disebabkan karena dari dua faktor. Pertama dari sisi korban sendiri, yaitu penampilan fisik, ras, orientasi seksual, terlihat lemah, dan tidak mudah bergaul.
“Yang kedua dari sisi pelaku, bullying yaitu karena memiliki masalah pribadi, pernah menjadi korban bullying, rasa iri, kurang pemahaman, mencari perhatian dan kurang empati,” katanya, kemarin.
Ketua Bidang Hikmah, Immawan Aprianto mengatakan, bullying atau penindasan adalah perilaku agresif yang mengintimidasi dari individu ataupun kelompok.
“Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal dan cyber. Budaya penindasan dapat berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga dan lingkungan,” katanya dalam penyikapan tersebut.
Menurutnya, tanpa disadari perilaku bullying ini memiliki dampak yaitu ketakutan, stres, timbul pemikiran untuk bunuh diri, hati gelisah, dan memiliki masalah sekolah.
Pihaknya mengajak seluruh generasi muda untuk berhenti melakukan bullying. Dengan menggerakan hati orang-orang untuk meningkatkan rasa empati dan kasih sayang untuk sesame.
Sebelum melakukan aksi penyikapan tersebut, IMM Komisariat Ilmu Kesehatan ini, juga menggelar diskusi bertajuk ‘Stop Bullying, Mari Simpati’. Diskusi tersebut melibatkan berbagai elemen organisasi kemahasiswaan di kampus UMP. (G22-60)