PURWOKERTO – Pandemi tak membuat geliat atmosfer akademik terhenti. Keterbatasan justru menjadi tantangan tersendiri, termasuk Jurusan Bahasa dan Sastra Asia Timur Fakultas Ilmu Budaya Unsoed Purwokerto.
Jurusan Bahasa dan Sastra Asia Timur menggelar webinar dengan tema “Pemikiran Konfusius sebagai Landasan Pembentukan Karakter Budaya Bangsa Tionghoa dan Jepang”.
Dalam sambutan pembukaan, Wakil Dekan Bidang Akademik FIB Unsoed , Dr. Ely Triasih Rahayu, M.Hum mengapresiasi dan menyampaikan rasa terima kasihnya atas terselenggaranya kegiatan ini.
Webinar ini diikuti tidak kurang 222 peserta dari berbagai instansi dan profesi yang mengikuti acara ini. “Kami sangat mendukung dan mengapresiasi terselenggaranya kegiatan ini. Kami berharap Jurusan Bahasa dan Sastra Asia Timur terus berkreasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan budaya,” katanya.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber, Js. Budi Rochadi, S.T (Dosen Agama Konghucu Unsoed), Dr. C. Dewi Hartati (Pemerhati Budaya Tionghoa Universitas Dharma Persada-Jakarta) dan Dr. Sandra Herlina (Pemerhati Budaya Jepang, Universitas Al Azhar-Jakarta). Acara dipandu oleh Tri Asiati, M.Pd dari Program Studi D3 Bahasa Mandarin FIB Unsoed.
Pada diskusi tersebut, sejumlah bahasan diulas seperti nilai-nilai ajaran Kongzi yang berpengaruh terhadap etos kerja orang Tionghoa, pemikiran konfusius sebagai landasan pembentukan karakter budaya dan bangsa Tionghoa serta Jepang.
Diskursus berlangsung dengan menarik, karena sejumlah yang mengemuka dalam acara tersebut seperti sejauhmana hal landasan tersebut hingga kini masih berlaku di masyarakat Tionghoa serta Jepang dalam konteks kekinian dan dunia yang semakin multikultural.
Dalam kesempatan yang berbeda, Ketua Jurusan Dr. Yusida Lusiana, M.Si., M.Pd menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari program riset institusional jurusan yang dibiayai melalui DIPA BLU Unsoed, yang melibatkan dua program studi. Yakni, Program Studi D3 Mandarin dan Program Studi S1 Sastra Jepang. (H60-)