PURWOKERTO-Paduan antara aktivitas wisata Sungai Serayu dan wisata sejarah dan budaya Kota Lama Banyumas dinilai akan menjadi keunikan tersendiri. Pasalnya, konsep pengembangan kawasan wisata ini tidak ditemukan pada daerah lain di Indonesia.
Perencana Arsitektur, Sidem Tetuko mengatakan, pengembangan Kota Lama Banyumas dapat dilakukan dengan pendekatan Historic Urban Landscape (HUL) atau Lanskap Kota Bersejarah yang direkomendasikan UNESCO sejak tahun 2011. Beberapa kota tua, seperti Jakarta dan Dieng menggunakan kajian ini.
“Jadi ada beberapa perbedaan dalam pendekatannya. Orientasi tidak lagi berorientasi pada situs arkeologi atau monumen, tapi pada pelestarian kehidupan kota dan lanskap budaya. Upaya restorasi menjadi peningkatan kawasan kota dan pengelolaan proses perubahannya, serta melibatkan lintas disiplin. Tidak lagi euro-centrism tapi orientasinya lokalitas dan keragaman budaya,” jelasnya, pada rapat pengembangan Kota Lama Banyumas, di Aula Bappelitbangda Banyumas, tempo hari.
(Baca Juga: Bangunan Cagar Budaya Stasiun Timur Purwokerto Semestinya Dipertahankan )
Menurut dia, dengan menggunakan pendekatan ini, maka akan ditemukan faktor pembeda Kota Pusaka Banyumas dibandingkan kota lainnya. Salah satunya adalah Sungai Serayu yang menjadi bagian dari sejarah Banyumas.
“Saya memang bertugas untuk memetakan wisata Sungai Serayu. Tapi, saya merekomendasikan untuk tidak melupakan Kota Lama Banyumas. Karena kedua memiliki kaitan,” jelasnya.
Inventarisasi Cagar Budaya
Sementara itu, Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banyumas, Agus Cholid mengatakan, pihaknya telah menginventarisasi sedikitnya 101 arsitektur dan bangunan peninggalan sejarah, untuk ditetapkan sebagai cagar budaya. Selain itu, ada beberapa rekomendasi yang dapat dijalankan oleh Pemkab untuk pengembangan kota lama.
“Dari hasil kajian, ada beberapa potensi yang bisa digarap selain memanfaatkan landmark kota lama, tapi juga bisa dengan membuat riverfront di sekitar Jalan Gudang Garam,” ujarnya.
Kepala Bappelitbangda Banyumas, Purwadi Santosa mengatakan, konsep pengembangan Kota Lama Banyumas ini selaras dengan pengembangan dermaga wisata Sungai Serayu. Harapannya, keduanya bisa terwujud dengan perancangan tata ruang yang cermat dan mempertimbangkan aspek kesejarahan.
“Banyumas sudah punya modal pemandangan alam, sungai, kota tua dan aktivitas seni budaya masyarakat yang menjadi tawaran kepada wisatawan,” ujarnya.