BANJARNEGARA– Pendidikan anak usia dini dinilai menjadi faktor penting dalam mewujudkan generasi berkarakter. Karenanya, tingkatan pendidikan ini menjadi fase penting dalam revolusi mental.
Wakil Bupati Banjarnegara Syamsudin mengatakan, pemerintah memiliki program revolusi mental dimana salah satu poin pentingnya adalah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkarakter. Hal ini diyakini akan menjadi modal penting dalam menghadapi persaingan global di era teknologi informasi yang tanpa batas.
“Dalam konteks ini, peran pendidikan anak usia dini menjadi fase emas pendidikan anak,” katanya, saat Milad ke-17 Ikatan Guru Raudhatul Athfal (IGRA), baru-baru ini.
Menurutnya, fase ini sangat penting dalam upaya menempatkan dasar karakter bagi anak-anak. Melalui berbagai bentuk permainan, anak-anak diajarkan untuk mendalami agama dan mengenal nilai-nilai luhur, hormat pada orang tua dan guru, toleran pada sesama, dan hidup saling menghormati sebagai bangsa yang majemuk.
“Selain itu, perlu dikenalkan sejak dini potensi Banjarnegara termasuk juga kerawanan bencana,” ujarnya.
Ketua PW IGRA Jateng Aminudin mengatakan, memasuki Era Revolusi Industri 4.0 diperlukan pendidikan yang dapat membentuk generasi kreatif, inovatif serta kompetitif. Karena itu, guru IGRA harus sigap dalam menyesuaikan diri dengan berbagai perkembangan.
Inovasi
IGRA mengajak anggotanya untuk senantiasa meningkatkan kapasitas diri memiliki kreativitas dan kemampuan berinovasi, pandai memanfaatkan teknologi informasi dalam pembelajaran.
“Guru RA harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik, berpikir akurat, mampu bekerja sama dan memiliki kepercayan diri yang tinggi,” tandasnya.
Ketua IGRA Banjarnegara, Ummu Rosidah mengatakan IGRA lahir pada tanggal 29 Oktober 2000 di Bogor. Peringatan hari jadi ini dihadiri oleh 750 anggota IGRA se-Banjarnegara serta sejumlah pejabat daerah. Selain seminar, pada kesempatan itu juga diberikan penghargaan kepada guru yang berprestasi dan guru wiyata bakti terlama. (K36-60)
Diskusi tentang artikel