PURBALINGGA – Secara faktual, pengguna hak pilih perempuan dalam pelaksanaan Pemilu di Jawa Tengah lebih tinggi dibanding laki-laki. Pada Pemilu 2019 lalu, angka partisipasi mereka mencapai 51 persen.
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Tengah Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih (Diklih) dan Partisipasi Masyarakat (Parmas), Diana Ariyanti mengatakan, angka tersebut harus ditingkatkan pada pelaksanaan Pilkada serentak di 21 kabupaten/kota di Jawa Tengah September nanti. Hal ini untuk memenuhi target partisipasi 79 persen sesuai target nasional.
“Karena itu, segmen perempuan menjadi satu dari 11 basis sasaran pendidikan pemilih, ini sangat penting untuk terus diberikan sosialisasi perihal Pilkada, baik tahapan hingga pelaksanaannya nanti,” katanya saat Sosialisasi Pilbup-Wabup Purbalingga 2020 Segmen Perempuan di Aula KPU Kabupaten Purbalingga, Kamis (27/2).
Terlebih lagi, sebagian besar pemilih perempuan, termasuk di Kabupaten Purbalingga, masih berkutat di wilayah domestik. Mereka juga terbentur oleh budaya patriarki dimana hak pilih mereka masih terpengaruh oleh keluarga.
“Oleh karena itu, forum ini (sosialisasi-red) menjadi sangat penting karena yang hadir adalah perempuan yang memiliki pengaruh di wilayah atau organisasi. Mereka pun berkomitmen untuk menyampaikan informasi Pilkada Purbalingga ke mayarakat. Peran mereka cukup strategis,” katanya.
Komisioner KPU Kabupaten Purbalingga Divisi Partisipasi Masyarakat (Parmas), Kampanye dan Sumber Daya Manusia (SDM), Andri Supriyanto mengatakan, sosialisasi tahapan Pilkada Purbalingga akan terus dilakukan secara massif melalui berbagai metode untuk memenuhi target partisipasi masyarakat.
Sosialisasi kemarin menghadirkan perwakilan kaum perempuan dari sejumlah organisasi. Harapannya, setelah mendapatkan informasi tentang Pilkada Purbalingga, bisa meneruskan informasi tersebut ke masyarakat umum. (H82)