PURWOKERTO – Film Indonesia berjudul “Penyalin Cahaya” rilis pada 13 Januari 2022 lalu. Film ini mengisahkan tentang seorang mahasiswa bernama Suryani, biasa dipanggil Sur, penerima beasiswa di kampusnya.
Bergabung dengan kelompok Teater Mata Hari sebagai perancang website. Pada saat itu Sur mengikuti kompetisi teater tersebut dan menjadi pemenang dan dikirim menjadi perwakilan di Kyoto.
Dari kemenangan itu, Anggun yang sebagai sutradara dan Tariq sebagai pimpinan produksi kemudian menggundang semua anggota dan kru untuk merayakan pesta kemenangan di rumah Rama, penulis naskah kelompoknya. Sur juga turut diundang dalam pesta tersebut.
Sur yang mempunyai sahabat bernama Amin, tukang fotokopi di kampusnya pun mengajaknya untuk menemani di sana. Sur tidak tahu, dari sinilah awal cerita hidup yang tidak menyenangkan pada dirinya di mulai.
Pada malam hari Sur berpamitan dengan orang tuanya. Ia berjanji akan pulang cepat dan tidak mabuk-mabukan, karena ia tahu besok adalah hari sidang penilaian beasiswa.
Namun apa yang terjadi? Setelah Sur berada di sana ia dipaksa untuk minum-minuman keras hingga ia tak sadarkan diri. Keesokan paginya Sur tersadar dan sudah berada di rumah. Karena kesiangan, ia bergegas menuju kampus.
Saat sampai di ruang sidang, para dosen sudah mengetahui jika Sur baru saja melakukan pesta dan mabuk-mabukan. Mereka menunjukan foto selfie yang Sur unggah ke media sosialnya dan menunda penyerahan beasiswa Sur.
Baca Juga : Puisi-Puisi Juli Prasetya
Ia merasa terjebak. Ia pergi dan mulai melakukan penyelidikan sendiri terhadap orang-orang yang ada di pesta.
Di tempat fotokopian Amin, Sur mulai menyimpan semua bukti dari meretas handphone para anggota teater yang datang dan mengambil file, serta data foto di handphone mereka. Sur meminta bantuan kepada Anggun untuk melacak supir online yang mengantarnya malam itu.
Dugaan sementara mengarah kepada Tariq. Anggun dan Rama mengumpulkan semua anggota teater untuk melihat rekaman CCTV yang berada di rumah Rama. Namun rekaman itu membuktikan bahwa Sur sendirilah yang mengunggah foto selfie nya ke media sosial.
Meskipun begitu, Sur tetap yakin bahwa ia bukan yang melakukannya, hingga terungkap bahwa yang melakukan itu semua adalah Rama. Ia menjadi dalang di balik semua ini. Sur kecewa dan menangis.
Melalui kisah yang ditampilkan, isu pelecehan seksual adalah hal yang sering terjadi. Film dengan karakter yang ditampilkan oleh para tokoh membawa sebuah bentuk kepedulian bahwa korban pelecehan itu harus dilindungi, bukan malah semakin disalahkan.
Film ini berhasil membuat penonton emosi dan jengkel, kenapa si pelaku pelecehan seksual itu banyak yang berkeliaran bebas? Malah korban yang menanggung beban. Film ini memberi sudut pandang yang nyata dan memprihatinkan.(mg05-7)