CILACAP – Produksi perah kambing ras Sapera di Tayem Timur, Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap dilirik oleh mahasiswa yang tengah praktik magang.
Mahasiswa yang praktik magang tersebut, yakni dari Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Mereka berbaur dengan peternak melakukan perah kambing hasil perkawinan silang antara pejantan Saanen dengan betina Etawa tersebut.
Seorang mahasiwa, Muhammad Alief B mengatakan, praktik magang menjadi program UKM UP3 Fakultas Peternakan Unsoed. Kegiatan mahasiswa praktik magang dilaksanakan setiap libur kampus dengan lokasi tujuan di sejumlah daerah Banyumas Raya dan sekitarnya.
“Kebetulan saya dan teman-teman kebagian di Akar Rumput,” kata Alief di kantor Sekretariat Akar Rumput, Desa Tayem Timur, Jumat (7/2).
Disampaikan, ada tiga gelombang mahasiswa magang di kelompok ternak tersebut. Saat ini masuk gelombang tiga dengan jumlah 7 mahasiswa. Gelombang sebelumnya, masing-masing 8 dan 12 mahasiswa.
“Kegiatan magang untuk gelombang pertama sudah dimulai sejak awal Januari 2020 kemarin,” kata dia.
Bagi Alief, pengembangan ternak di Akar Rumput menarik karena di dalamnya mengembangkan perah kambing. Baginya, pengembangan itu belum terlalu banyak ditemukan di kelompok atau daerah lain.
(Baca Juga: Konsumen Kian Minati Kambing Muda)
Di Akar Rumput, Alief dan temannya dilibatkan dalam setiap kegiatan ternak. Kesehariannya, ia rutin ikut memberi pakan ternak, bersihbersih kandang sampai pemerahan susu.
Ia juga ikut peternak pergi ke kebun mencari hijauan pakan untuk kambing. Hijauan pakan itu kemudian dicacah dan diberikan pada ternak.
“Untuk kegiatan malam, biasanya kami melakukan diskusi dengan didampingi pemateri dari pihak Akar Rumput. Setiap malamnya berbeda judul bahasan diskusi, dan keesokan harinya dipraktikkan,” kata dia.
Tak hanya itu, dia juga ikut melakukan perawatan kambing, injeksi, cek kambing bunting maupun recording ternak. Termasuk di dalamnya, memberikan obat cacing, praktik pembuatan bokasi dan farm to farm komunitas.
“Jadi betul-betul banyak kegiatan di sini. Pengalaman dan ilmu praktiknya juga banyak didapat dari sini,” kata dia.
Memadukan Teori
Ketua Perkumpulan Peternak Akar Rumput, Puthut Dwi Prasetyo mengatakan, pelibatan secara menyeluruh bagi mahasiswa magang untuk memaksimalkan praktik dan wawasan. “Adik-adik mahasiswa kami libatkan dalam setiap proses ternak, supaya betul-betul mengenal dunia praktisi. Dengan begitu, mereka bisa memadukan dari teori yang didapat dari kampus,” kata Puthut Dwi Prasetyo.
Pun dengan perah kambing sapera yang menjadi perhatian lebih dari mahasiswa. Pihaknya mengajak langsung untuk praktik perah susu di kandang.
“Di sini kambing yang diperah tidak hanya Sapera, tapi ada juga ras lain untuk pembanding. Dengan begitu, mahasiswa jadi paham secara langsung berapa jumlah produksi susu hariannya. Mereka juga jadi betul-betul bisa mengamini, mengapa saya katakan kalau Sapera itu punya sisi keunggulan di perahnya,” kata dia.
Dijelaskan Puthut, betina Sapera mampu menghasilkan 2-3 liter susu per hari. Sedangkan hasil praktik perah satu betina kambing Jawa Randu, menghasilkan sekitar 1 liter per hari.
Terkait dengan kegiatan mahasiswa, Puthut merespons positif. Baginya, kedatangan mereka bisa menjadi ajang untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
“Kedatangan adik-adik mahasiswa ini justru menjadi bentuk nyata perpaduan, atau bisa juga menjadi komparasi antara teori yang mereka bawa dengan praktik langsung di lapangan,” kata dia.
Dengan begitu, bukan tidak mungkin akan menemukan hal baru yang bisa untuk bekal pengembangan. “Itu penting untuk pengembangan,” kata dia.
Lebih lanjut disampaikan Puthut, tamu kampus di kelompok ternaknya bukan yang pertama. Sebelumnya, sudah beberapa kali menerima kunjungan dari sejumlah kampus ternama.
“Sebelumnya lebih banyak yang ke sini untuk keperluan penelitian. Ada dari Unsoed, UGM, juga kampus lainnya,” kata dia.
Merujuk data kelompok, Akar Rumput membawahi belasan kelompok ternak dan tani di Kabupaten Cilacap dan sejumlah kabupaten tetangga. Total keanggotaanya berkisar 200 orang dengan jumlah populasi indukan dan calon indukan Sapera berkisar 1.800 ekor. (tg-60)