PURWOKERTO – Selama ini anemia merupakan salah satu penyakit yang banyak menyerang kalangan remaja. Penyakit ini didefinisikan kondisi jumlah sel darah merah lebih rendah dari jumlah normal.
Pemberian bekal pengetahuan melalui kegiatan sosialisasi dan edukasi tentang pencegahan penyakit ini kepada remaja, khususnya peserta didik, dinilai sebagai cara yang ampuh untuk menekan terjadinya penyakit tersebut.
Petugas gizi Puskesmas Purwokerto Utara I, Erling Estri Utami mengungkapkan, remaja yang terkena penyakit anemia, dalam jangka panjang atau setelah mereka menikah, bisa berdampak munculnya kasus stunting (tubuh kerdil karena kekurangan gizi yang kronis) pada anak mereka.
“Kasus stunting pada anak memang pencegahannya dengan memberikan perhatian pada 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Tapi sebelum itu sebenarnya ada faktor lain yang juga bisa memengaruhi,” katanya dalam acara penyuluhan tentang gizi remaja, anemia dan HIV/AIDS bagi peserta didik di SKB Purwokerto, Rabu (16/10).
Faktor lain tersebut adalah keberadaan wanita usia subur dan laki-laki usia remaja. Mereka memiliki peran terhadap terjadinya kasus stunting pada anak.
“Kalau wanita usia subur dan laki-laki usia remajanya bagus dan tidak terserang anemia. Maka, kemungkinan untuk memiliki anak yang mengalami kasus stunting juga jauh lebih sedikit,” ujarnya.
Salah satu penyebab anak mengalami kasus stunting, menurut dia, diduga lantaran remaja yang akan menghasilkan keturunan mengidap penyakit anemia.
Oleh karena itu, lanjut dia, para remaja khususnya peserta didik perlu mendapatkan sosialisasi dan penyuluhan tentang pencegahan penyakit anemia.
“Mereka perlu memeroleh pengetahuan tentang langkah-langkah pencegahannya, gejala dan pengobatannya seperti apa,” terang dia.
Fenomena Gunung Es
Sementara Niisrina Rahayuni Utami, Bagian Promosi Puskesmas Utara I yang menyampaikan materi tentang HIV/AIDS mengatakan, sebenarnya kasus HIV yang terjadi sekarang diibaratkan sebuah fenomena gunung es.
“Jumlah kasus yang muncul di permukaan hanya sebagian kecil saja, tetapi sebenarnya jumlah yang tidak terlihat jauh lebih banyak,” jelas dia.
Menurutnya, pada dasarnya HIV melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia, sebab menyerang sel darah putih. Padahal sel darah putih merupakan “tentara” yang bertugas untuk melawan infeksi di dalam tubuh.
Lantaran dampak yang ditimbulkan cukup besar, maka perlu ada upaya pencegahan sejak dini. Jangan sampai penyakit HIV/AIDS menyerang, khususnya generasi muda. Mereka perlu mendapatkan pencerahan tentang pencegahan penyakit tersebut.(H48-37)