PURWOKERTO – Pemerintah Kabupaten Banyumas akan terfokus menetapkan lebih dari seratus benda diduga cagar budaya yang tersebar di Kecamatan Banyumas. Hal ini menjadi langkah awal perencanaan dan pengembangan wisata sejarah dan budaya Kota Lama Banyumas.
Kepala Bappedalitbang Banyumas, Kristanta mengatakan, langkah ini merupakan tindak lanjut dari kajian sejarah, morfologi dan arkeologi di Kota Lama Banyumas. Pengembangan kawasan ini akan mendukung pengembangan sektor wisata, termasuk wisata Sungai Serayu.
“Saya sudah cek sendiri, keliling, banyak potensi sejarah dan budaya yang bisa dikembangkan. Sungai Serayu dan rencana pembangunan dermaga akan mendukung hal ini,” kata dia pada dialog dan paparan pendalaman perencanaan pengembangan Kota Lama Banyumas di ruang rapat Bappedalitbang Banyumas, Jumat (19/3).
(Baca Juga: Paduan Unik Sungai Serayu dan Kota Lama Banyumas)
Arsitek asal Semarang, Sidem Tetuko memaparkan, ujung dari riset dan pengembangan kota lama ini adalah mewujudkan Kota Pusaka Banyumas. Hal ini dapat dilakukan dengan pendekatan History Urban Lanscape (HUL) atau Lanskap Kota Bersejarah yang direkomendasikan UNESCO sejak tahun 2011. Beberapa kota tua, seperti Jakarta dan Dieng menggunakan kajian ini.
Kota Tua
“Dari kajian awal ditemukan 104 bangunan (benda) cagar budaya, itu di Kota Lama Banyumas periode setelah 1707. Masih ada kota tua yang belum diteliti lebih jauh. Tugas kita mencari buktinya. Nanti, rencananya akan ada tiga zonasi,” ujarnya.
(Baca Juga: Kota Lama Banyumas Layak Jadi Kawasan Cagar Budaya)
Menurutnya, proses kajian dan pengembangan tersebut lebih mudah apabila Banyumas sudah memiliki kategorisasi cagar budaya. Namun, sejauh ini data tersebut belum tersedia.