PURWOKERTO – Perpanjangan masa penutupan objek wisata di Banyumas hingga tanggal 8 April merupakan pukulan berat bagi pelaku wisata. Namun keputusan Pemkab Banyumas tersebut tentu dapat dimaklumi.
Menurut pengamat pariwisata Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Drs Chusmeru MSi, Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu segera menyusun strategi pemulihan pasca wabah Covid-19 berlalu. Sebab, wisata Banyumas harus bangkit.
“Secara sosial psikologis dampak Covid-19 juga sangat menakutkan dibanding Bom Bali. Orang takut untuk bepergian dan mengunjungi objek wisata. Bila mencermati perkembangan pandemi covid-19 di wilayah Banyumas, bisa terjadi kemungkinan perpanjangan hingga bulan puasa. Dampak wabah ini semua terkena imbasnya, dan semua komponen pariwisata terpuruk, mulai sektor transportasi, akomodasi, kuliner, industri kecil, hingga sektor pertanian pendukung pariwisata,” urainya, Jumat (27/3).
Dia menjelaskan, sedari awal perlu disiapkan langkah – langkah strategis pasca pandemi Covid-19. Pemkab perlu melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana pra sarana di seluruh objek wisata yang ditutup cukup lama. Hal itu penting, agar ketika objek wisata dibuka kembali, semua sarana prasarana dan wahana siap untuk diserbu wisatawan.
DI sisi lain, sambung Chusmeru, Banyumas harus menyiapkan strategi promosi wisata untuk mendatangkan kembali wisatawan ke Banyumas. Salah satunya dengan memberikan diskon menginap dan kuliner bagi wisatawan. Selain itu juga perlu berjejaring dengan biro perjalanan wisata dari daerah lain.
“Perlu menyiapkan event atau atraksi wisata baru yang dapat menarik kunjungan dan menambah lama tinggal wisatawan. Kalender wisata yang telah diluncurkan perlu dikoreksi. Beberapa even yang batal digelar bisa diganti dengan event baru yang lebih punya daya jual di pasar wisata, dengan tetap mempertahankan even yang memang bertujuan untuk melestarikan budaya Banyumas,” katanya.
Dia menambahkan, selain itu perlu menggandeng kelompok seni budaya di Banyumas untuk turut serta dalam program pemulihan pariwisata Banyumas. Selain juga perlu bekerjasama dengan media cetak, penyiaran, maupun pegiat media sosial untuk mengkampanyekan program pemulihan pariwisata.
Investasi
Pemkab juga perlu mempermudah investasi di sektor pariwisata, dengan tetap memperhatikan daya dukung wilayah dan lingkungan. Agar pelaku wisata kembali bergairah, perlu kebijakan Pemkab untuk meringankan beban pajak maupun permodalan bagi para pengusaha objek wisata, perhotelan, biro perjalanan, kuliner, dan industri kecil.
“Diharapkan, saat libur lebaran idul fitri kondisi sudah membaik, dan Banyumas kembali siap dikunjungi wisatawan,” kata dia. (K35-52)