BATUR – Situs purbakala di kawasan dataran tinggi Dieng dinilai menjadi daya tarik utama wisata di kawasan tersebut. Sayangnya, masifnya pembangunan penginapan untuk menopang kunjungan wisatawan justru berimbas terhadap keberadaan situs purbakala.
Hal tersebut disampaikan salah satu pengurus pusat Asosiasi Guru Sejarah Indonesia, Heni Purwono saat meninjau temuan arca ganesha yang kini disimpan di Museum Kailasa, Dieng Kulon, Kecamatan Batur.
“Kami melihat, semakin hari situs cagar budaya semakin terdesak. Saat ini banyak homestay, bahkan hotel berjejal di Dieng,” katanya, Minggu (19/1).
Dia mencontohkan, pembangunan rest area berlanjut meski di lokasi tersebut ditemukan batuan candi. Bahkan saat ini mulai berdiri homestay di sekitar gangsiran Aswatama. Dia khawatir, dalam 5-10 tahun mendatang, Dieng akan kehilangan pesonanya.
“Harusnya masyarakat dan pemerintah sadar, aset terbesar Dieng adalah aspek sejarahnya. Tanpa hal itu, saya yakin ke depan Dieng tidak lagi menarik,” paparnya.
Menurutnya, objek bersejarah di Dieng merupakan energi terbarukan, yang memiliki daya tarik wisata yang besar. Jika Dieng hanya menawarkan hawa sejuk dan penginapan, maka tidak ada pembeda dari objek wisata lainnya. Panorama alam lama-kelamaan akan hilang kalau pembangunan tidak terkendali.
Tak Lekang Waktu
“Kami harap, pemerintah memedulikan aspek sejarah dan cagar budaya. Itu hal yang tidak ternilai harganya untuk anak cucu kita, dan juga daya pikat wisata yang tidak akan lekang oleh waktu,” tutur Heni.
Heni pun pesimistis penemuan arca ganesha tanpa kepala di Dieng beberapa waktu lalu akan ditindaklanjuti dengan ekskavasi lanjutan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta atau Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah. Padahal, temuan tersebut dapat menjadi gerbang untuk menggali sejarah kepurbakalaan Dieng yang utuh.
“Sejauh ini, kita belum memiliki gambaran utuh tentang Dieng, karena sumber sejarahnya masih terserak dan baru beberapa yang sudah direstorasi,” paparnya.
Jika sejarah Dieng dapat tergali secara utuh, akan sangat berarti bagi sejarah nasional. Karena Dieng merupakan tinggalan kerajaan Hindu tertua di Jawa. Dan hal Ini bisa menumbuhkan kesadaran sejarah bagi masyarakat.
“Kasus Keraton Agung Sejagat tidak akan terjadi jika masyarakat melek sejarah,” ujarnya.(K36-60)