BANJARNEGARA– Sukarelawan selalu menjadi garda terdepan dalam operasi kemanusiaan dan juga peduli pada diri sendiri. Terkadang karena dorongan untuk membantu sesama, mereka tidak terlalu memedulikan diri sendiri.
Psikolog dari Ikatan Psikologis Klinis Jawa Tengah, Gones Saptowati menuturkan, situasi di tempat bencana alam sangat menguras energi dan mental. Gejala stres terkadang juga menghinggapi pekerja kemanusiaan.
“Gejala ini juga bisa dialami oleh pekerja kemanusiaan yang terlatih dan profesional,” kata Gones yang juga pengurus PMI Banjarnegara, saat pelatihan Selfare bagi Sukarelawan usai bertugas dalam masa tanggap darurat bencana di Kecamatan Wanayasa dan Pagentan.
Menurutnya, gejala stres sangat dipengaruhi oleh faktor kelelahan fisik dan trauma sekunder. Untuk mengurangi gejala ini, sukarelawan perlu mengenali diri, memperhatikan kesimbangan lingkungan dan selalu proaktif. “Perlu disadari, kepastian keselamatan dan kesehatan diri sendiri harus diutamakan sebelum membantu orang lain secara tepat dan efektif,” tandasnya.
(Baca Juga : Relawan PMI Banjarnegara Terlindungi BP JAMSOSTEK )
Sekretaris PMI Banjarnegara Titho Agus Wigono menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada seluruh sukarelawan PMI yang telah melaksanakan tugas kemanusiaan. Apalagi, selama masa operasi kemanusiaan di lokasi bencana, juga masih dalam situasi pandemi Covid-19.
Dikatakan, sukarelawan merupakan ujung tombak pelayanan di lapangan, sekaligus denyut nadi dan ruh PMI. Karena itu untuk menjaga spirit, kondisi dan ketahanan mental perlu dilakukan fasilitasi secara maksimal. “Diharapkan, sukarelawan PMI selalu siap sedia mana kala dibutuhkan dalam penugasan kondisi apapun terlebih saat situasi daurat atau tanggap bencana,” ujarnya.(cs-3)