KARANGMONCOL – Tim geologi dari Fakultas Sains Teknik (FST) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menyebutkan, ada aliran air di bawah tanah dan terkumpul sehingga membentuk sebuah kolam.
Hal itu dikemukakan usai asesmen oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga, Tim Geologi FST Unsoed Purwokerto, Forkompincam dan pemdes di area pergerakan tanah di wilayah RT 5 RW 2 Dusun Paguyangan, Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Jumat (28/2).
“Aliran air tersebut terkumpul dan membentum kolam kecil berukuran kurang lebih 6×7 meter. Kolam tersebut kedalaman air mencapai 5 meter di bawah tanah,” kata Ketua tim geologi FST Unsoed, Yanuar.
Lebih lanjut, pergerakan tanah di situ terjadi karena faktor perbukitan dengan tingkat kemiringan yang sangat terjal serta material tanah dengan kondisi lapuk, sehingga ketika diguyur hujan terus menerus mudah menimbulkan tanah itu bergerak. Karena pada dasarnya ketika tanah jenuh oleh air sehingga kondisi tanahnya lebih berat dari biasanya.
“Hal ini bisa pengaruh dari musim kemarau yang melanda sebelumnya. Sebab ketika kemarau tanah menjadi retak-retak, sehingga semakin banyak air yang masuk semakin mudah tanah bergerak,” katanya.
Untuk mengurangi risiko pergerakan tanah ulang, pihaknya menyarankan agar masyarakat menerapkan sistem terasering di lokasi tersebut. Selain itu, mereka menyarankan membuat saluran untuk mengalirkan air di kolam bawah tanah tersebut sehingga tidak terlalu membebani tanah di sekitarnya.
Saluran
Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga, Muhammad Umar Foazi mengatakan, pada hari itu juga, pihaknya langsung membuat saluran untuk mengalirkan air di kolam bawah tanah. Selain itu, sehari sebelumnya sudah dipasang garis polisi agar warga tidak beraktivitas di atas tanah yang berpotensi longsor.
“Longsor susulan semoga tidak terlalu ada, kecuali jika intensitas hujan tinggi dan terus menerus. Perlu diwaspadai. Rumah di sekitar area harus dikosongkan,” katanya.
Jika memungkinkan cuaca cerah, lanjutnya, ke depan, masyarakat dan relawan akan bergotong-royong membuat terasering dari tanah yang berpotensi longsor dimaksud.
Seperti diberitakan kemarin, lonsor terjadi di bukit dekat area persawahan di wilayah RT 5 RW 2 Dukuh Paguyangan Dusun 1 Desa Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Kamis (27/2). Tiga keluarga harus diungsikan dan empat lainnya diminta meningkatkan kewaspadaan. (H82)