KENDAL – Lahan pertanian di wilayah Provinsi Jateng, khususnya tanaman padi saat ini banyak yang sudah panen. Diharapkan dengan adanya panen itu, harga beras di pasaran segera turun.
Hal itu diungkapkan Gubernur Ganjar Pranowo saat memastikan hasil panen padi para petani di Desa Kebongagung Kecamatan Ngampel Kabupaten Kendal, Selasa (14/2/2023) seperti dikutip suarabanyumas.com dari akun facebook Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Rabu (15/2/2023).
Baca Juga : Keren, Tanda Tangan Elektronik Segera Diterapkan di Banjarnegara
Dia berharap hasil panen padi petani yang bagus tersebut dapat memenuhi stok padi dan beras di wilayah Jawa Tengah. ”Kami mau buktikan, bahwa panen sudah dimulai. Jadi dengan panen yang sudah dimulai, harapan kami nanti ini akan menjadi suplai. Sehingga, harapan kami harga juga akan mulai turun karena pasokan makin banyak,” kata dia.
Panen padi di daerah Kabupaten Kendal sudah berlangsung hampir sepekan lebih. Sepanjang perjalanan menuju lokasi, terpantau persawahan yang ditanami padi memang sudah banyak yang dipanen.
Gubernur sempat berhenti di tengah perjalanan, tepatnya di sekitar Desa Pesawahan, Kendal, untuk menyapa petani. Di sekitar sawah itu, beberapa lahan bahkan terlihat sudah mulai diolah untuk tanaman sela, di antaranya bawang.
”Kalau panen itu sudah dilakukan, maka mudah-mudahan makin banyak stok-stok yang ada di lapangan. Kalau saya lihat hasilnya bagus,” ungkap dia.
Saat menyapa petani yang sedang panen di Desa Kebonagung, ia sempat berbincang dengan petani, sekaligus penebas padi bernama Markawi.
Dari keterangan Markawi, satu hektare sawah yang dipanen dapat menghasilkan sekitar 7 ton padi. ”Tadi dikasih informasi Pak Markawi menyampaikan ternyata produktivitas di sini bisa tinggi, bisa 7 ton per hektare, bahkan ada yang 9 ton. Kalau itu bisa terjadi, itu sukses besar,” ujar dia.
Baca Juga : Usai Dilantik, Pantarlih Karangggedang Langsung Ikut Bimtek
Selain menyampaikan hasil panen padi, kesempatan bertemu dengan Ganjar juga digunakan untuk menyampaikan keluhan terkait pupuk. Bahkan, ia mengaku menemukan pupuk bersubsidi yang dijual dengan harga non subsidi di pasaran. Mendengar keluhan itu, Gubernur langsung minta nomor telepon Markawi dan memintanya untuk segera melaporkan bila masih mendapati temuan serupa.(*-7)
Sumber : Pemerintah Provinsi Jawa Tengah