Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
SUARA BANYUMAS
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Suara Banyumas - Berita Terbaru Seputar Purwokerto dan Banyumas Sekitarnya
Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
Beranda Topik Nasional

Cowongan Diusulkan Sebagai Warisan Budaya Takbenda

Minggu, 15 Maret 2020
Topik Nasional
A A
PENTAS COWONGAN: Sejumlah seniman mementaskan ritual cowongan di lapangan Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, beberapa waktu lalu. (SM/dok)

PENTAS COWONGAN: Sejumlah seniman mementaskan ritual cowongan di lapangan Desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, beberapa waktu lalu. (SM/dok)

CILACAP – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap mengusulkan tradisi cowongan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) tahun 2020. Ritual meminta hujan ini telah melalui serangkaian proses pendokumentasian dan kajian.

Kepala Seksi Pembinaan Kesenian dan Tenaga Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap, Jarmo mengatakan, di pesisir selatan, tradisi tersebut tersebar pada sejumlah desa di Kecamatan Kroya. Hingga saat ini, ritual tersebut masih eksis dan kerap dipentaskan menjadi pertunjukan budaya.

“Sebenarnya cowongan tak hanya ada di Cilacap. Di Banyumas juga. Tapi di Kroya ini versinya berbeda. Tetap memakai cumplung (buah kelapa busuk), tapi riasan dan bajunya beda. Cara memainkan bonekanya juga beda. Biasanya ditarikan oleh dua orang dengan lagu-lagu mantra yang beragam,” katanya, Jumat (13/3).

BacaJuga

Prof Sugeng UMP Jadi Salahsatu Narasumber Utama dalam Seminar RM Margono Djojohadikusumo

Willem Tutuarima: Kader PDI Harus Satu Komando, Satu Barisan

Menurut Jarmo, ritual cowongan dimulai dengan pengambilan boneka di tempat penyimpanan yang disakralkan bernama pagupon. Setelah diarak, boneka dimainkan lalu diakhiri dengan tumpengan.

Tradisi memanggil hujan ini masih dimainkan di beberapa desa seperti Pekuncen, Sanggarahan dan Pagubugan. Bahkan masih ada lima grup yang membawakan ritual ini setiap tahun.

“Cowongan di Kroya ini sudah ada sejak masa lalu, turun temurun. Sudah ada beberapa keturunan gitu,” kata dia.

Jarmo mengatakan, pihaknya hanya mengusulkan satu tradisi untuk ditepkan sebagai WBTb. Sebab, proses kajiannya serta datanya sudah lengkap

“Infonya sudah diterima di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tinggal di verifikasi dan penetapan,” ujarnya. (K35-52)

BagikanBagikanPinBagikanBagikanKirim
Sebelumnya

Korban Tenggelam di Sungai Serayu Ditemukan

Selanjutnya

Wabup Ajak Semua Komponen Hidupi PSCS

Artikel Lainnya

Lunasi Tunggakan, Kanwil DJP Jateng II Hentikan Penyidikan Tindak Pidana Pajak

Tarif AS Tekan Industri Ekspor : Penguatan Ekonomi Domestik Wajib Dilakukan

Sorotan

Pilihan

Banyumasiana

Cerita & Jelajah

Topik

Serba - Serbi

Tren Digital

Inovasi & Teknologi
  • Profil
  • Kebijakan Privasi
  • Syarat Ketentun
DMCA.com Protection Status
©2025 Suara Banyumas

Tidak ditemukan hasil
Lihat semua salu
  • Topik
  • Banyumasiana
  • Tren Digital
  • Pilihan

© 2025 Suara Banyumas

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In