PURWOKERTO – Generasi muda perlu didorong untuk mencintai literasi. Sebab, teknologi informasi menjadi tantangan mereka untuk gemar membaca, menulis maupun memilah informasi di masa kini.
Novelis, Boy Candra, pada Seminar Literasi “Menumbuhkan Mental Generasi Muda Sebagai Penggiat Budaya Literasi Menuju Generasi Emas Indonesia” di gedung teater Taman Budaya Soetedja, Minggu (17/11), mengemukakan, kaum milenial tentu memiliki media sosial, seperti twitter. Mereka gemar berkicau dan menulis ribuan kata-kata setiap hari.
“Kalau dikumpulkan, sampai 1000 twit dalam setahun misalnya, itu bisa jadi novel,” ujarnya di hadapan 165 pelajar dan mahasiswa peserta seminar yang didukung Suarabanyumas.com ini.
Kemampuan untuk menulis, kata pria asal Agam, Sumatera Barat ini, dapat mendatangkan rejeki. Bahkan, dia mengaku dapat hidup dari menulis sejak 2013.
Menurutnya, menulis adalah pilihan hidup. Kemampuan menulis diawali dari rajin membaca dan mencari literatur yang disukai. Setelah itu, mulai memberanikan diri untuk menulis.
“Saya bisa dapat uang dari menulis. Memang ada yang ragu untuk menjadi penulis karena pertimbangan ekonomi. Memang harus produktif dan terus mencoba,” jelasnya.
Boy mengaku, tantangan tidak hanya datang dari diri penulis sendiri. Perilaku pembajak buku juga menjadi tantangan lainnya. Hal ini semakin marak belakangan ini.
“Pemerintah tidak pernah melindungi karya cipta para penulis dari perilaku pembajakan buku. Tidak pernah ada Satpol PP merazia buku bajakan,” ujarnya.
Minat Baca
Pembicara sebelumnya, Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, Arief Wicaksono mengatakan, pustakawan bukan hanya melulu mengurusi tentang buku saja tetapi mengajarkan, menyampaikan yang telah dipelajari dari buku. Perpustakaan nasional mempunyai program yang bertujuan meningkatkan minat baca masyarakat dengan membuat perpustakaan daring.
“Sekarang masyarakat dimudahkan dalam proses pinjam meminjam buku oleh Perpusnas, yaitu bisa dengan cara menghubungi pihak dari perpusnas dengan mengikuti prosedur yang ada. Perpusnas menyediakan wadah untuk kalangan mahasiswa mencari artikel dan jurnal nasional maupun internasional yaitu di e-resource,” katanya.
Sementara itu, Co Founder Gerakan Literasi 4.0, Andhika Tresna menuturkan, pihaknya mendesain sebuah wadah untuk meningkatkan sistem literasi masyarakat. Salah satunya dengan menciptakan aplikasi Bookcircle.
“Aplikasi ini untuk mencari buku yang diinginkan dan bisa antar buku yang ingin dibaca,” ujarnya.
Ketua Panitia Gebyar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Soedirman, Yandi Feka Kurniawan mengatakan, seminar yang merupakan rangkaian kegiatan Gebyar PKM ini menyasar pelajar dan mahasiswa agar lebih tertarik membaca dan membuat karya berupa buku.
“Tahap awalnya, kami berbagai pengetahuan dengan menghadirkan pembicara novelis, pustakawan dan penerbit buku. Jadi mereka bisa belajar untuk menikmati dan membuat karya,” ujarnya. (K35-37)
Diskusi tentang artikel