PURBALINGGA – Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga mementaskan perjalanan Ki Tepus Rumput sebagai pendiri awal kisah berdirinya Purbalingga, yakni perjalanan Ki Tepus Rumput datang ke Onje, cikal bakal kadipaten di Tanah Perwira.
Pentas digelar di Balai pertemuan warga Perumahan Griya perwira Asri 2 desa Babakan Kecamatan Kalimanah Kabupaten Purbalingga. Pentas disiarkan secara virtual melalui kanal YouTube Misbar Purbalingga selasa malam 1 Desember 2020.
(Baca Juga: Katasapa Pentaskan Asal-Usul Desa Siwarak)
(Baca Juga: Katasapa Gelar Workshop dan Pentas Teater)
Pentas membawakan lagu berjudul Socaludira karya dan sutradara Arsyad Riyadi.
“Cerita dalam pementasan teater ini diambilkan dari Babad Onje. Di situ diceritakan asal-usul Purbalingga yang sangat erat kaitannya dengan Kerajaan Pajang yang dipimpin oleh Sultan Hadiwijaya,” kata Arsyad.
Kisah ini berawal dari hilangnya Cincin Socaludira yang merupakan cincin kesayangan Sultan Hadiwijaya. Dalam sayembara disebutkan barang siapa yang bisa menemukan cincin itu, jika perempuan akan dijadikan istri sedangkan jika laki-laki akan diberi hadiah Selir Kencana Wungu dan diberikan tanah seluas dua ratus grumbul.
Pentas
Ki Tepus Rumput yang berkelana akhirnya mengikuti sayembara tersebut setelah mendapatkan wangsit dari sesosok sakti bernama Ki Kantaraga. cincin tersebut berhasil ditemukan di sebuah gedung setelah di Tepus rumput melakukan semedi.
“Harapannya, pementasan teater ini bisa meningkatkan rasa bangga terhadap Purbalingga sekaligus bisa menjadi pemicu munculnya pementasan-pementasa lain yang mengangkat nilai lokalitas Purbalingga ini,” katanya.
(Baca juga : Katasapa Pentaskan Cerita Watu Lawang)
(Baca Juga: Katasapa Luncurkan Buku Puisi Epitaf Tanah Perwira)
Pendamping pentas, Guyub Triyanto Nugroho mengatakan, pentas tersebut merupakan praktik dari kegiatan teater workshop yang diselenggarakan oleh komunitas Katasapa melalui program fasilitasi bidang kebudayaan Kemendikbud RI tahun 2020.
“Sebelumnya mereka terlebih dahulu mendapatkan materi teori dasar teater oleh praktisi. Setelah itu mereka praktik membuat naskah dan mementaskannya,” katanya.
Sekretaris Katasapa, Agustav Triono mengatakan, sebelumnya dua kelompok peserta workshop telah mementaskan naskah. Masing-masing berjudul “Watu Lawang” di Desa Wisata Karangtalun, Kecamatan Bobotsari dan “Legenda Siwarak” di Omah Wayang Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang. (ri-4)