PURBALINGGA – Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga menggelar rangkaian workshop dan pentas teater dalam program Fasilitasi Bidang Kebudayaan (FBK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Program diawali dengan workshop selama tiga hari, Kamis-Sabtu (22-24/10) di panggung kesenian terbuka kompleks GOR Mahesa Jenar Purbalingga.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, Setyadi mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh Katasapa Purbalingga. Meskipun di tengah pandemi Covid-19, tapi Katasapa Purbalingga tetap bisa menyajikan kegiatan yang dikemas dengan baik dan memberikan ruang bagi pelajar maupun masyarakat untuk berkreasi melalui teater.
“Meskipun hanya ada 40 orang yang ikut, ini menjadi suatu kebanggaan bagi kita agar bagaimana teater ini bisa tumbuh dan berkembang di Purbalingga,” kata Setyadi saat membuka kegiatan tersebut.
(Baca Juga : Katasapa dan HKM Lolos Program FBK Kemendikbud)
Menurutnya, peran Katasapa sebagai komunitas teater dan sastra ikut membantu dalam pembangunan manusia. Masyarakat diberikan ruang untuk berekspresi sekaligus menyalurkan minat dan bakatnya.
“Ini sangat menarik sekali, para peserta ini bisa bebas berekspresi dan teater tidak hanya hanya soal pentas atau akting tapi mencakup semua aspek dalam teater,” jelasnya.
Setyadi menambahkan, workshop dan pentas teater ini merupakan kali kedua diselenggarakan di Kabupaten Purbalingga. Hanya saja pada tahun sebelumnya difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga dan saat ini difasilitasi oleh Kemendikbud.
“Semoga ini bisa bermanfaat dan program yang baik ini bisa dilaksanakan secara berkelanjutan,” harap Setyadi.
Ketua Katasapa Purbalingga, Ryan Rachman mengatakan workshop dan pentas teater ini diajukan pada program FBK pada saat itu ingin menghidupkan teater di Purbalingga yang masih tertinggal dengan Kabupaten lain. Selain itu, dalam program yang diusulkan, workshop dan pentas teater akan mengangkat budaya lokal dan cerita rakyat yang berkembang di Purbalingga.
Cerita Rakyat
“Kami ingin mengangkat tema cerita rakyat yang berkembang di Purbalingga dengan menggunakan bahasa penginyongan dan setelah workshop akan ada 10 kali pertemuan untuk persiapan pentas,” kata Ryan.
Ia berharap dengan adanya workshop dan pentas teater, kehidupan teater di Purbalingga akan semakin berkembang. Bahkan beberapa sekolah di Purbalingga sudah mulai ada teater yang dimainkan oleh para pelajar.
“Beberapa teater sekolah yang aktif seperti SMA N 2 Purbalingga, SMK Negeri 1 Kutasari, SMK Negeri 1 Purbalingga dan beberapa sekolah yang ada di Purbalingga sudah mulai mengembangkan teater sebagai ekstrakurikuler,” katanyanya.
Ryan menjelaskan pada workshop diikuti oleh 40 orang peserta dari unsur pelajar atau mahasiswa dan dari masyarakat umum. Tidak semua peserta yang mengikuti ini berkecimpung di dunia teater atau pernah belajar teater, ada pula peserta yang baru kali ini mendapatkan materi tentang teater.
(Baca Juga : Tiga Teater Penginyongan Unjuk Gigi)
Adapun materi workshop yaitu penulisan naskah teater oleh Asa Jatmiko, keaktoran oleh Apito Lahire, artistik oleh Turah Hananto dan penyutradaraan oleh Sosiawan Leak. Setelah itu, mereka akan berlatih dibimbing selama 10 kali pertemuan dan mementaskan naskah tersebut.
Pementasan rencananya akan digelar di empat lokasi di akhir November dan awal Desember. Masing-masing di Desa Karangtalun Kecamatan Bobotsari, Desa Selakambang Kecamatan Kaligondang, Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon dan Panggung Bioskop Misbar Kompleks Taman Kota Usman Janatin Purbalingga. (ri-4)