PURWOKERTO – Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP) menggelar workshop Rencana Penelitian Induk (RIP), Jumat (11/10) lalu. Workshop diikuti 25 dosen yang tergabung dalam kelompok keahlian (KK).
Wakil Rektor Bidang 1 ITTP, Eka Wahyudi ST MEng mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mendorong para dosen lebih kreatif dalam membuat, merencanakan dan melakukan suatu riset atau penelitian. Sebab, hal tersebut merupakan kewajiban dosen dan menjadi salah satu dari Tri Dharma.
“Saya rasa sudah saatnya potensi yang dimiliki oleh para dosen untuk terus mengembangkan diri dengan melakukan beragam penelitian. Semoga dengan kegiatan workshop ini dapat mendorong dan menjadi salah satu penyemangat rekan – rekan dosen kedepannya,” jelasnya.
Dia mengatakan, tenaga pengajar ITTP sebagian besar didominasi dosen muda. Oleh karena itu, mereka perlu didorong untuk mengembangkan kemampuannya.
Hasil dari workshop ini, kata Eka yakni tersusunnya draft RIP yang akan ditelaah terlebih dahulu oleh senat kampus. Selanjutnya, rancannya tersebut akan diterapkan sebagai pedoman dalam riset oleh para dosen.
Narasumber workshop, Prof Ir Totok Agung Dwi Haryanto mengatakan, RIPyang digelar oleh LPPM sangat penting bagi para pengajar. Seorang peneliti atau periset terutama para dosen muda terlebih dahulu harus memiliki keinginan dan kemauan yang kuat terlebih dahulu.
“Apa itu syahwat dalam penelitian? Syahwat dalam diri periset adalah kemauan dari periset untuk terus mengembangkan diri dengan terus mengembangkan penelitiannya yang didasarkan pada fenomena yang terjadi di masyarakat,” ujar Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) ini.
Menurut dia, setiap penelitian di era milennial dituntut harus selalu berkolerasi dengan kebutuhan dari masyarakat. Karenanya, peran periset atau peneliti adalah membantu masyarakat maupun pemangku kepentingan untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.
“Sehingga penelitian tersebut efektif karena memiliki nilai dan kegunaan di mata masyarakat,” katanya. (K35-60)