PURWOKERTO – Para tenaga pendidik pada lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dinilai memiliki peran penting membantu pemerintah mencegah terjadinya kasus stunting (tubuh kerdil karena kekurangan gizi kronis). Jumlah yang cukup banyak dan tersebar memudahkan mereka terlibat langsung dan menjadi bagian dari tim pencegahan kasus stunting di tingkat desa/kelurahan.
Kepala Bidang Paud dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Triasih Kartikowati mengatakan, tim pencegahan kasus stunting sudah terdapat di tingkat desa/kelurahan. Mereka telah mendapatkan sosialisasi dari Dinas Pendidikan.
“Kami sudah melakukan sosialisasi tentang kasus stunting di 331 desa/kelurahan di Kabupaten Banyumas. Dalam sosialisasi itu kami undang kepala desa, Ketua Tim Penggerak PKK tingkat desa dan pendidik Paud,” ungkapnya, Jumat (11/10).
Keberadaan para pendidik Paud ini bergabung menjadi bagian dari tim pencegahan kasus stunting di tingkat desa. Dalam sosialisasi itu, materinya lebih mengarah tentang pentingnya masyarakat untuk memerhatikan 1000 Hari Pertama Kehidupan anak. Termasuk di dalamnya upaya pencegahan kasus stunting.
“Kami lebih menekankan pada upaya pencegahan dalam bentuk memberikan edukasi atau pendidikan ke masyarakat. Terutama tentang pola hidup bersih dan sehat, serta pemberian makanan bergizi pada anak usia 0 sampai 2 tahun,” ujarnya.
Adanya sosialisasi ini, kata dia, dilatarbelakangi fakta Kabupaten Banyumas yang termasuk 100 kabupaten/kota di Indonesia dengan kasus stunting yang cukup tinggi. Dia berharap, pasca sosialisasi tim tersebut bisa bergerak dengan melakukan langkah serupa ke masyarakat yang berada di wilayahnya.
“Masing-masing tim di tingkat desa dapat mengundang masyarakat. Terutama yang memiliki anak usia 0-2 tahun maupun ibu hamil untuk mendapatkan sosialisasi serupa tentang pencegahan stunting,” terang dia.
Perhatian Pemerintah
Menurutnya, keberadaan pendidik Paud sangat berperan dalam membantu pencegahan kasus stunting. Apalagi mereka merupakan salah satu elemen pendidikan di tingkat desa yang berhubungan langsung dengan masyarakat, khususnya orang tua peserta didik.
Bunda Paud Kabupaten Banyumas Erna Husein mengatakan, di wilayah Banyumas masih ditemukan adanya daerah yang rawan terjadinya kasus stunting. Bahkan saat ini ada sebanyak 10 desa di delapan kecamatan yang menjadi fokus perhatian pemerintah daerah, lantaran terjadi kasus stunting.
Oleh karena itu, para pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini di Banyumas, diminta untuk ikut terlibat dalam melakukan kegiatan sosialisasi dan penyuluhan tentang 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
“Sosialisasi ini merupakan sebuah upaya pencegahan stunting dan menurunkan angka stunting di Banyumas. Kita harus memerhatikan nutrisi dan pola asuh anak pada 1.000 hari pertama kehidupan. Sebab hal ini menjadi ujung tombak tumbuh kembang anak,” ujarnya, pada sebuah acara di Pendapa Sipanji, baru-baru ini . (H48-37)