PURWOKERTO – Peserta didik yang mengenyam pendidikan di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), hendaknya tidak hanya dijembatani dalam meraih prestasi di bidang akademik saja. Tetapi mereka juga perlu didorong agar memiliki semangat atau jiwa wirausaha, sehingga setelah lulus mereka bisa mandiri.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Pengembangan Sumber Daya Pusat Pengembangan Paud (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Dikmas (Pendidikan Masyarakat) Jawa Tengah, Heri Martono saat kegiatan diseminasi pelaksanaan teaching factory di SKB Purwokerto, Kamis (5/12).
Menurutnya, SKB merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan non formal negeri. Selama ini input peserta didik yang diperoleh di SKB berbeda dengan masukan yang diperoleh di lembaga pendidikan formal (sekolah).
Oleh karena itu, semestinya peserta didik di Sanggar Kegiatan Belajar tidak hanya fokus mengejar prestasi di bidang akademik semata. Namun mereka juga perlu dibekali dengan kemampuan tambahan, yakni keterampilan berwirausaha. Adapun upaya yang bisa dilakukan, di antaranya melalui program teaching factory.
“Melalui program teaching factory, kita menyiapkan anak-anak untuk menjadi seorang wirausahawan,” terangnya.
Dalam program tersebut, lanjut dia, peserta didik diajari dan diberi pelatihan tentang bagaimana menjadi seorang wirausaha. Tidak hanya dalam bentuk membuat sebuah produk, tetapi lebih dari itu.
”Prinsip yang ditekankan dalam program ini memberikan semangat kepada peserta didik untuk berani berwirausaha. Mereka juga dilatih untuk berani tampil di depan umum, dilatih cara berkomunikasi, hingga dilatih dalam membujuk saat memasarkan produk yang dihasilkan,” jelasnya.
Sesuai Potensi
Lebih jauh Heri menambahkan, dalam melaksanakan program teaching factory, sebaiknya juga disesuaikan dengan potensi yang dimiliki masing-masing lembaga.
Di Jawa Tengah, kata dia, dari sebanyak 33 SKB yang ada, setidaknya ada tiga SKB yang dijadikan sebagai contoh pelaksanaan dari program ini, yakni SKB Jepara, SKB Grobogan dan SKB Purwokerto.
Selain itu, ada pula LKP (Lembaga Kursus dan Pelatihan), PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) dan Paud (Pendidikan Anak Usia Dini), masing-masing satu lembaga.
”SKB Jepara memiliki potensi di bidang hidroponik dan SKB Grobogan memiliki potensi dalam bidang perikanan. Potensi yang dimiliki kedua SKB tersebut bisa dikembangkan dalam program teaching,” ujar dia.
Program teaching factory yang dilaksanakan pada tahun ini, menurutnya, sekarang sudah memasuki tahapan diseminasi. ”Dalam kegiatan diseminasi yang berlangsung di SKB Purwokerto ini, kami sekaligus ingin memberikan contoh ke pengelola SKB lain seperti apa pelaksanaan teaching factory,” tandasnya.(H48-)