BATURRADEN – Potensi wisata di wilayah Baturraden, Banyumas, dianggap belum tersentuh dengan maksimal. Pasalnya, lama tinggal wisatawan di kawasan tersebut masih rendah.
Bupati Banyumas, Achmad Husein mengatakan, kawasan wisata ini membutuhkan sebuah daya tarik wisata yang spektakuler. Oleh karena itu, pihaknya akan mendatangkan konsultan untuk meminta saran dan masukan.
“Perkembangan ada, tapi landai-landai saja. Membuat Baturraden lima kali lipat perkembangannya tidak bisa dipikirkan sendiri. Perlu datangkan yang ahlinya,” kata dia, saat membuka Pameran Pembangunan Produk Atraksi Wisata Non Fisik rangkaian Festival Baturraden 2019 di komplek Terminal Baturaden, Banyumas, Kamis (19/9).
Menurut Husein, pengembangan Baturraden harus berorientasi wisata alam dan ramah lingkungan. Sebab, destinasi wisata di lereng Gunung Slamet bagian selatan ini merupakan kawasan serapan air.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengembangan Kawasan Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Provinsi Jawa Tengah, Hendrawan mengatakan, kawasan Baturraden membutuhkan pengembangan produk atraksi wisata non fisik sebagai pendukung. Produk itu meliputi atraksi seni budaya, kerajinan, kuliner, penginapan, dan produk-produk kreatif lainnya.
“Intinya 3 A, atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Kalau ketiganya ada, bukan tidak mungkin wisatawan nusantara maupun mancanegara bakal betah tinggal di Baturraden,” ujarnya.
Adapun pameran tersebut membuka rangkaian perhelatan Festival Baturraden 2019 yang berlangsung hingga 22 September mendatang. Ajang ini tetap mengandalkan atraksi wisata Grebeg Sura sebagai ikon utama. Acara itu dipusatkan di komplek Lokawisata Baturraden itu bakal digelar 22 September 2019.
(Baca juga: Persiapan Garebeg Sura Baturraden 80 Persen )
Kepala Dinas Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, ajang ini dibuka dengan pameran produk pariwisata non fisik yang diinisiasi Pemprov Jawa Tengah, di kawasan parkir Teater Alam Bukit Bintang, 19-20 September. Pesertanya ada 20 objek dan pelaku wisata serta stand dari Dinporabudpar.
“Dia mengatakan, pameran ini hanya berlangsung dua hari. Lalu dilanjutkan dengan camping sura di Wanawisata Baturraden 21-22 September. Pawai, sedekah bumi dan ruwatan digelar Minggu (22/9). Arak-arakan dimulai pukul 09.00 dari Wanawisata Baturraden. Setelah itu dilanjutkan pagelaran wayang ruwatan Ki Dalang Daryono,” ujarnya.
Sementara itu, pegiat Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden (PMPB), Supriyono mengatakan, ajang ini merupakan tradisi turun temurun sejak masa nenek moyang. Namun saat ini telah dikemas sebagai atraksi wisata.
“Festival ini menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan pariwisata daerah,” kata dia.
Adapun event ini digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas, bersama pelaku wisata, masyarakat 12 desa penyangga Baturraden serta PMPB. (K35-60)