Puisi-puisi Nasta’in Achmad akan menjadi teman menghabiskan malam Minggu. Sembari menikmati secangkir kopi dan rintik hujan. Selamat membaca puisi-puisi Nasta’in Achmad
RAJAM KOPI (1)
Sering kau jadikan kawan
aduk-tuang garis-tangan
kaunamai pereda lelah atau lillah?
biarkan sepoi angin mengurai tiap cecapan itu
Bukan aneh lagi jika liputanmu itu kopi
sebab diaduk-dikombinasi
jadilah seperti apa saja gang kaulukai
bukan lagi tuntutan musim tapi gurauan dirimu sendiri
Rengel, 30 September 2021
(Baca Juga: Puisi-Puisi Dwita Utami)
RAJAM KOPI (2)
Rasanya manis tulisan harap
lurus larik beberapa baris
ini bukan hakim-hukum petualang
berjalan mencari sebab alasan
ini tentang tuangan yang terus kau jamu
merajut kertas kosong dahimu
dari sepersekian hembusan larian waktu
bak arus deras tiap lakonmu
Umpama jalan tak ada ujung, pantang pulang
sebelum kau hitung berapa banyak lembaran yang kau buang
Rengel, Oktober 2021
APA YANG KAU INGINKAN, YUNG
Yung, apa yang kau inginkan?
jarak panjang kutuntastetaskan
waktu adalah keluarga layaknya pohon cemara
bersua-berdua menulis cerita
Apa yang kau inginkan, Yung?
1001 lembaran kutuliskan
barisan hitungan sirna tanpa tuan
Kaki-tangan kujadikan tawanan
Yung, apalagi yang kau inginkan?
sudah saatnya tanah adalah garba lahir anak-anak kita
sudah semestinya siraman wejangan adalah guru
masihkah kau seperti bocah lima tahun yang kehilangan ibunya?
Blora, September 2020
Puisi-Puisi Nasta’in Achmad
TITIK DOA
Bisikan suara geming merapal
bergumamlah lafal-lafal di mulut
dada meronta-ronta bertaut
mata terpejam gelap, tangan menopang harap
ikrar tembang deras mendulang
Satu
satu
Terbata-bata
Rengel, 19 April 2020
(Baca Juga: Puisi-Puisi M Abdul Roziq)
DI RUMAHMU
Di rumahmu
banyak gumpalan cerita yang disampaikan pagi
saat Mbak Mun datang menawarkan dagangannya
kursi-kursi adalah rekam jejak aroma anggrek yang pekat atas percakapan ringanmu
suara kaki adalah tanda bahwa di sinilah kaumengurainya
Di rumahmu
semakin banyak gumpalan cerita yang kaucuatkan
geliat malam tak berdalih membagikan dinginnya
meski hanya beberapa detik kembalilah kautebarkan nuansa keluarga cemara
Di rumahmu
tak lagi waktu yang bersejarah
langkah semakin ciut ‘tuk kembali di kampung halaman
sebab di sinilah semestinya kumerajut gumpalan cerita lain
asam-manis musim yang sudah kujama
Blora, September 2021
Nasta’in Achmad, lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro. Alumni Pondok Pesantren Sunan Drajat Paciran Lamongan dan MTs Al-Maarif Rengel. Puisi-puisinya pernah dimuat di media cetak dan online. Tergabung Antologi The Last Train and The Note of Rain (Bilingual).
Diskusi tentang artikel