PURWOKERTO-Pembangunan Masjid Agung Seribu Bulan Sabit dan Islamic Center di kawasan kota baru Purwokerto dimulai, dengan ditandai penancapan tiang pancang (ground breaking) oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Jumat (7/5) siang.
Acara tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mewakili Gubernur Ridwan Kamil. Gubernur Jawa Barat ini yang mendesain masjid di area sekitar 5
hektare tersebut. Ia memberikan testimoni karena tidak bisa hadir secara langsung.
Bupati Banyumas Achmad Husein dalam laporannya mengatakan, masjid dua lantai dengan daya tampung sekitar 3 ribu jamaah ini dirancang berbiaya tinggi, sekitar Rp 125 miliar. Awalnya hanya sekitar Rp 40 miliar, Setelah desainya didetailkan naik menjadi Rp 70 miliar, hingga penyempurnaan desain menjadi Rp 125 miliar. Untuk tahap awal, dianggarkan sekitar Rp 5,3 miliar. dari APBD.
“Ini tidak harus selesai dalam waktu 1-3 tahun, tapi yang penting selesai,” katanya.
Husein menjelaskan, nasjid ini berada di kawasan tanah milik pemkab seluas 42 hektare dengan jalan utama, dinamai Dr Ir Soekrno (menghubungkan Jl Gerilya-Jenderal Soedirman).
Danau besar yang disiapkan, kata Bupati, berupa kolam retensi guna mencegah banjir di wilayah Purwokerto Selatan. Pada tahun ini, juga dilaksanakan pembangunan gedung DPRD Banyumas yang baru. Secara bertahap dirancang selama 10 tahun dibangun kantor
pemerintahan setempat.
Kawasan itu, lanjut dia, juga dirancang sebagai tempat wisata religi ke depannya karena masjidnya juga dikelilingi danau seluas 6 hektare untuk pariwisata air. Termasuk dibangun menaara pandang Islamic Center Purwokerto.
“Selain masjid. di kawasan ini juga disiapkan lokasi untuk tempat ibadah yang lain, misalnya gereja, kelenteng, pura, termasuk juga kejawen. Ini untuk menunjukkan bahwa kita memang Pancasila,” kata Husein.
Ganjar mengatakan, penyelesaian masjid ini harus didasari ada kasamaan visi, kompak dan memiliki mimpi yang sama untuk membangun mental spritual dan fisik (infrastruktur).
“Kalau sama visinya tidak ada yang sulit, kendati butuh sharing pemikiran dan perasaan. Dan teman-teman di Pemkab Banyumas, saya nilai ritmenya sudah sama,’ katan Gubernur memuji.
(Baca Juga : Masjid Raya Seribu Bulan Dianggarkan Rp 40 Miliar
Menurutnya, menyelesaikan pembangunan masjid ini menjadi bagian dari pembangunan mental spritual. Dua hal ini dirasa paling berat dibanding pembangunan fisik. Gubernur
mengatakan, Purwokerto dinilai sebagai pelopor moderasi dan toleransi beragama. Salah satunya, FKUB lahir dari daerah ini. Bahkan regenerasi juga sudah berjalan dengan adanya FKUB golongan muda.
“Dari filosofi masjid seribu bulan ini yang luar biasa, mudah-mudahan muncul triliunan nilai-nilai baik. Dan beribah di sini jadi baik, sehingga mentalnya akan menjadi bagus,” harapnya.
Jadi Ikon
Untuk anggaran yang besar, Ganjar mengusulkan, pola pembiayaan selain dari pemerintah, juga dibuka untuk umat saling berdonasi. Sehingga masjid ini akan menjadi milik masjidnya orang Banyumas, orang Jawa Tengah, orang Indonesia, umat muslim dimanapun.
“Kita kumpulkan diaspora Banyumas, menyumbang berapapun diterima. Dan saya pribadi juga nanti akan ikut menyumbang,” katanya yang tidak mau menyebutkan bominalnya.
Ridwan Kamil dalam testimoninya menyampaikan, konsep masjid seribu bulan sabit, memiliki makna, sabit sebagai simbol keislaman dengan jumlah banyak (seribu) menjadi benteng atau rumah ibadahnya umat muslim di Banyumas.
“Insya Allah ini akan menjadi masjid yang ikonik dan land mark yang dibanggakan masyarakat Banyumas. Tapi yang paling penting adalah masjid yang paling makmur, karena orang datang untuk salat dan meramaikan kegiatan keagamaan,” katanya. (aw-)
Diskusi tentang artikel