PURWOKERTO-Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto menerima sejumlah mahasiswa dari 4 program pertukaran. Mereka merupakan penerima beasiswa Darmasiswa dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jenderal Soedirman Scholarship (JSS), Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Sistem Alih Kredit (Permata Sakti) serta student exchange.
Direktur International Relation Office (IRO) Unsoed, Erwin Rianto mengatakan, program Darmasiswa dan JSS diikuti oleh 19 mahasiswa dari sejumlah negara. Di antaranya Jepang, Malaysia, Australia, Madagaskar, Kepulauan Solomon, Togo, Tazikistan, India, Maroko, Bangladesh dan Papua Nugini.
“JSS merupakan program pendidikan bergelar strata dua atau magister dan strata 3 atau doktoral. Masa belajar mahasiswa ini bervariasi dari 12-24 bulan. Ada pula yang mengikuti perkuliahan di berbagai jurusan seperti Ilmu Politik, Hukum, Biologi dan Pertanian,” ujarnya, di sela acara penerimaan mahasiswa program tersebut di Gedung Rektorat Unsoed, Selasa (3/9).
Untuk program JSS, kata dia, masih ada 10 mahasiswa yang menyelesaikan administrasi di Kedutaan Besar masing-masing negara. Sehingga belum dapat bergabung pada penerimaan tersebut.
Khusus untuk 4 mahasiswa program Darmasiswa, sambung dia, merupakan program Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing. Selain itu, mereka juga akan dikenalkan dengan budaya serta nilai-nilai kearifan lokal di Banyumas. Mereka belajar di IRO selama 1 semester.
Erwin menambahkan, selain program ini, 6 mahasiswa dari Universitas Utara Malaysia juga mengikuti program pertukaran mahasiswa pada Fakultas Ekonomi. Program ini juga diikuti tiga mahasiswa asal Universitas Ibaraki Jepang.
“Sementara untuk program Permata Sakti merupakan program uji coba pertama kali. Kali ini ada tiga mahasiswa dari tiga universitas yang mengikuti program ini yaitu Universitas Sriwijaya, Udayana dan Universitas Lambung Mangkurat,” jelasnya.
Salah satu mahasiswa program Darmasiswa, Faratiana Onisoa Anthony mengaku sangat senang bisa kuliah di Indonesia. Saat ini, dia sudah mulai belajar mengucapkan beberapa kata dalam bahasa Indonesia.
“Bahasa Indonesia, mirip dengan bahasa asal saya. Seperti contohnya pisang,” ujar mahasiswa asal Madagaskar ini.
Rektor Unsoed, Suwarto mengatakan, kegiatan ini merupakan komitmen Unsoed untuk membuka ruang kerjasama baik di dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah program Permata Sakti yang difasilitasi oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi serta program beasiswa Darmasiswa yang difasilitasi oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Adanya mahasiswa asing merupakan salah satu tolok ukur sistem ranking untuk perguruan tinggi. Selain mahasiswa juga dosen asing. Ke depannya, rektor se Indonesia akan berangkat ke Jepang untuk menjajaki kerjasama di bidang pendidikan,” kata dia.
Suwarto berharap IRO Unsoed dapat memberikan layanan khusus kepada mahasiswa asing. “Perlu ada hotline yang bisa membantu kalau mereka mengalami kesulitan,” tandasnya. (K35-37)