PURWOKERTO-Pemkab Banyumas dan Satgas Penanggulangan Covid-19 meminta kepada kalangan umat beragama untuk sementara menunda acara-acara pengajian dan kegiatan keagamaan lain yang mengundang kerumunan massa.
Hal itu disampiakan Bupati Banyumas Achmad Husein, saat menggelar pertemuan dengan kalangan ulama, pengasuh pondok pesantren dan tokoh-tokoh agama, di Pendapa Sipanji Purwokerto, kemarin.
“Karena saat ini Banyumas kondisinya kritis (Covid-19), tolong dibantu untuk satu bulan ini kegiatan-kegiatan rutin pengajian yang berkumpul orang banyak sementara ditunda dulu. Karena pasien yang datang sendiri (bergejela) ke rumah sakit dengan hasil tressing, jumlah lebih banyak,” katanya.
Mereka dikumpulkan lagi, katanya, untuk mengingatkan supaya kejadian seperti di Pondok Pesantren di Beji tidak terulang kembali. Sekaligus mengingatkan para kiai untuk tidak terlalu dekat dengan para santri, terutama yang komofid.
“Untuk kegiatan pengajian sebulan yang mengundang kerumunan massa ini kita minta ditunda dulu, dan nanti ketemu lagi dievaluasi. Ini kita sedang berusaha keras untuk mengendalikan lagi,” tandas Bupati.
Bupati mengungkapkan, kondisi tempat tidur untuk pasien positif Covid-19 di rumah-rumah sakit penuh, Yang msuk lebih banyak daripada yang keluar. Padahal ruangan isolasi sudah kita tambah, sekarang ada 253 tempat tidur dan tetap penuh.
(Baca Juga : Awas! Banyumas Tak Terkendali, Per Hari 25 Orang Positif Covid-19 )
“Tempat tidur yang ada ini pun hanya untuk menampung pasien yang bergejala berat dan sedang. Yang bergejala ringan ditampung di tempat karantina, seperti di Baturraen dan sejumlah hotel yang sedang diupayakan,” katanya.
Dalam satu bulan ini sampai sekarang, jelas Husein, kasus positif Covid-19 sudah mencapai angka 569. Padahal ini belum genap satu bulan, sehingga di rata-rata per hari ada 30 kasus terkena korona. Sedangkan yang meninggal dalam bulan ini saja sudah 23 orang atau rata-rata per hari 2-3 orang.
“Kasusnya ini terbanyak juga dari klaster pesantren. Saya tidak perlu sebutkan pesantren mana, salah satu pesantren telah kita swab sebanyak 427, hasilnya baru diketahui satu-dua hari ini. Bisa kita bayangkan kalau hasilnya banyak yang positif, maka jumlah yang terkena makin banyak,” terangnya.
Isolasi Mandiri Pesantren
Jika ke depan di pesantren hasl swab ditemukan banyak kasus positif, Husein menyarankan isolasi secara mandiri dilakukan di internal pondok saja, tidak perlu dibawa ke tempat karantina yang disediakan pemkab.
“Untuk para kiai dan pengasuh yang kormofid aau yang sudah sepuh, bisa melakukan karantina sendiri yang tempat yang lebih aman dan jangan mengajar atau berinteraksi dengan santri-santri dulu,” harapanya.
Untuk santri, dalam sebulan ke depan, lanjut Bupati, juga diminta jangan berinteraksi dengan masyarakat sekitar atau keluarga dulu. Bupati menyebut, pihak pesantren untuk menerapkan semi lockdown di dalam pesantren dulu.
(Baca Juga : FKPP Banyumas Tegaskan Santri Tetap Patuhi Prokes )
“Untuk kegiatan pengajian-pengajian sementara waktu sebulan ini, saya mohon ditunda dulu, karena kumpulan massa dalam jumlah besar sulit dikontrol, terutama jaga jaraknya,” nilainya.
Salah satu pengasuh pondok pesantren, M Labib mengatakan, untuk pengajian yang sifatnya umum, sepakat diliburkan atau ditunda dulu. Sedangkan pengajian tebatas yang sudah rutin dilakukan di pesantren-pensatren tetap bisa dilaksaanakan, dengan mematuhi protokol kesehatan.
“Salah satu cara yang bisa dilakukan misalnya guruyang mengajar (kiai) pakai pengerah suara, santrinya di aula atau diluar. Protokol kesehatan tetap diberlakukan, memakai masker, cuci tangan dan jaga jarak,” sarannya. (aw, san-3)
Diskusi tentang artikel